Love Earth-Love Music

Akhir-akhir ini sering kita mendengar kata-kata global warming atau pemanasan global, bahkan kata-kata itu sudah tidak asing lagi di semua kalangan. Sebenernya apa sich yang di maksud global warming itu? Global warming adalah proses peningkatan temperatur atau suhu atmosfer, laut dan daratan dari tahun ke tahun yang di sebabkan oleh efek rumah kaca.

Sebelum lebih jauh teman-teman sebelumnya pasti sudah tau kan apa itu efek rumah kaca? Secara kasar, efek rumah kaca adalah energi radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan bumi kita, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Dan permuakaan bumi akan menyerap sebagian panas dan sisanya di pantulkan kembali dalam wujud radiasi infra merah gelombang panjang ke luar angkasa, namun sebagian panas terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.

Efek rumah kaca sebenernya adalah proses alamiah dan merupakan struktur yang tidak dapat di hilangkan, karena jika tidak ada efek rumah kaca, bumi kita akan berada pada suhu -180C sehingga es akan menutupi permukaan bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global dan jika itu terjadi maka es di daerah kutub akan mengalamin pencairan dan akan menenggelamkan sebagian daratan tempat tinggal manusia.
Sebenernya apa sich penyebab dari efek rumah kaca itu? Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya efek rumah kaca, salah satunya adalah karbondioksida (CO2) dan gas-gas lain di atmosfer [metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sulfur heksafluorida (SF6), dan uap air]. Gas yang paling banyak memberi sumbangan besar bagi gas rumah kaca adalah karbondioksida (CO2), yang sebagian besar di hasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sector energi dan transport, penggundulan hutan (deforestation) , dan pertanian. Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya (HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1%.



Bagaimana karbondioaksida (CO2) bisa di katakan sebagai menyebabkan dari efek rumah kaca? Karbon dioksida memiliki sifat memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar inframerah. Agar bumi dapat mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang diterima. Energi diperoleh dari matahari sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2 di atmosfer memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat sampai ke permukaan bumi tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh permukaan bumi sebagian besar berada dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak, yang karenanya diserap oleh atmosfer CO2. Sekali molekul-molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Maka terjadilah yang di sebut sebagai efek rumah kaca.

Global warming juga di pengaruhi oleh bebagai proses unpan balik yang di hasilkannya. Sebagai contoh pada kasus bertambahnya pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2. Pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyak air yang menguap ke atmosfer, dan hal tersebut akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang di hasilkan lebih besar di bandingkan gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

Berikut adalah berbagai dampak yang akan terjadi akibat global warming, yaitu :
- Iklim mulai tidak stabil
- Peningkatan permukan air laut
- Suhu bumi meningkat
- Ganguan Ekologis
- Dampak Sosiall dan politik

Usaha- usah yang dapat di lakukan untuk mengurangi dari efek global warning itu sendiri, yaitu dengan cara meningkatkan pemanfaatan sumberdaya tak terbaharukan (air dan sinar matahari). Dengan demikian akan mengurangi kebutuhan energi BBM dan listrik PLN. Penggunaan energi tak terbaharukan itu dapat mengurangi anggaran belanja subsidi pemerintah dan bersifat bersih (tidak mencemarkan).
• Penggunaan teknologi yang tidak merusak ozon, sesuai dengan protokol Kyoto.
• Menggunakan predator alami untuk membasmi hama tanaman.
• Pemberdayaan taman kota
• Dalam rumah tangga dibiasakan melakukan penghematan energi. Dan mengurangi sampah.
• Memperbaikin kualitas alat transfortasi
• Membiasakan bersepeda.

Semoga Bermanfaat......^^
Read More …