Love Earth-Love Music

  • Ekosistem : Suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik/interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
  • Biotik : Segala sesuatu yang bernyawa
  • Abiotik : Segala sesuatu yang tidak bernyawa
  • Ekologi : Ilmu yang mempelajari interaksi anatara makhluk hidup dengan lingkuungannya dan yang lainnya
  • Niche/relung : Proses interaksi organisme terhadap lingkungannya
  • Habitat : Tempat tinggal makhluk hidup
  • Interaksi : Suatu jenis tindakan atau aksi yang terjadi sewaktu dua atau lebih objek mempengaruhi atau memiliki efek satu sama lain
  • Netral : tidak mengalami perubahan atau pengurangan
  • Kompotisi : aktifitas mencapai tujuan dengan cara mengalahkan makhluk hidup lainnya
  • Predasi : Hubungan antara mangsa dan pemangsa
  • Mutualisme : Hubungan antara makhluk hidup yang saling menguntungkan
  • Komensalisme : Hubungan yang hanya menguntungkan satu makhluk hidup, dan yang lainnya tidak untung maupun rugi
  • parasitisme : Hubungan yang hanya menguntungkan satu makhluk hidup, dan yang lainnya mengalami kerugian
  • amensalisme : Hubungan yang salah satu organismenya dirugikan dan yang lainnya tidak dirugikan maupun diuntungkan
  • Siklus : Suatu proses yang melibatkan beberapa komponen dan berlangsung secara terus menerus
  • Siklus Biogeokimia : siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke abiotik
  • Siklus nitrogen : siklus biogeokimia dimana nitrogen di pertukarkan antara biosfer, hidrosfer, dan atmosfer
  • Siklus karbon : Siklus biogeokimia dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, hidrosfer, dan atmosfer
  • Siklus fosfor : Siklus biogeokimia dimana fosfor dipertukarkan antara biosfer, hidrosfer, dan atmosfer
  • Fotosintesis : Proses biokimia yang dilakukan tumbuhan untuk memproduksi energi terpakai (nutrisi) dengan memanfaatkan energi cahaya
  • Fosfor : Unsusr kimia yang memiliki lambang P dengan nomor atom 15
  • Karbon : Unsur kimia yang memiliki lambang C dengan nomor atom 6
  • Nitrogen : Unsur kimia yang memiliki lambang N dengan nomor atom 7
  • Produktifitas : kegiatan untuk menghasilkan sesuatu
  • Predator : Pemangsa
  • pH : Derajat keasaman
  • Produsen : penghasil yang dibutuhkan oleh komponen biotik atau abiotik
  • Populasi : kumpulan individu sejenis yang menempati suatu wilayah dalam waktu tertentu yang saling berinteraksi
  • Temperatur : Berhubungan dengan suhu
  • Suhu : Berhubungan dengan temperatur
  • Trofik : Tingakatan makan-memakan pada suatu ekosistem
  • Topografi : Studi tentang bentuk permukaan bumi dan objek lain seperti planet, satelit alami (bulan, dan sebagainya) dan asteroid
  • Nursery Ground : Tempat untuk berkembang biak
  • Nutrien : Zat Hara
  • Mamalia : Hewan yang menyusui
  • Limbah : Hasil buangan yang dihasilkan oleh proses industri maupun domestik
  • Konsumen : Makhluk hidup yang memakai barang atau jasa
  • Algae : Rumput laut, Tumbuh-tumbuhan laut yang merupakan tumbuhan berthalus (thallopyta)
  • Suksesi : Perubahan oleh alam atau akibat perbuatan manusia
  • Nitrat : Hasil perubahan senyawa nitrit oleh bakteri
  • Logam berat : Logam dengan massa jenis 5 atau lebih, dengan nomor atom 22 sampai dengan 92
  • Kelembapan : Konsentrasi uap di udara
  • Fitoplankton : Plankton yang berupa tumbuh-tumbuhan
  • Plankton : Plankton yang berupa hewan
  • Ekosistem Terestris : Ekosistem yang berada di daratan
  • Ekosistem Akuatik : Ekosistem yang berada di perairan
  • Organisme Autotrof : Organisme yang dapat mengubah bahan anorganik menjadi organik (dapat membuat makanannya sendiri)
  • Organisme Heterotrofik : Organisme yang sumber makanannya diperoleh dari bahan-bahan yang dibentuk komponen Autotrof
  • Weathering/pelapukan : Proses alami yang menghancurkan batuan menjadi tanah
  • Erosi : Proses pengikisan padatan akibat transfortasi angin, air atau es
  • Lamun : Tumbuhan tingkat tinggi (Angiospermae) yang hidup terbenam di air laut
  • Mangrove : Tumbuhan yang hidup di muara sungai, daerah pasang surut air laut
  • Konversi : Pengubahan Struktur
Julius Mathys Sapija (230210080034)
Afandi Ramzani (230210080023)
Read More …

Julius Mathys Sapija (230210080034)
Afandi Ramzani (230210080023)

Materi :

1. Pengenalan Ekologi Bahari
2. Ekologi Laut Tropis ( habitat, relung, adaptasi dan evolusi )
3. Niche / relung4. Siklus Biogeokimia5. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan secara Terpadu.
6. Ekosistem

1. Pengenalan Ekologi Bahari

Ekologi Bahari terdiri dari dua kata, yaiut ekologi dan bahari. Menurut Ernest Haekal, zoology Jerman (1834-1914), ekologi berasal dari bahasa Yunani, yang terdiri dari dua kata, yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat tinggal dan logos yang berarti ilmu. Sedangkan bahari secara umum berarti sesuatu yang berkaitan dengan perairan. Jadi ekologi bahari adalah ilmu yang mempelajari interaksi anatara biotik dan abiotik di daerah perairan.

2. Ekologi Laut Tropis

Salah satu ekologi bahari adalah ekologi laut tropis. Ekologi laut tropis merupakan penghubung antar bagian benua, sumber bahan makanan pelengkap dari makanan di daratan, Sumber mineral dan energi fosil (minyak bumi).

Karakteristik Laut Tropis :

  • Sinar matahari terus menerus sepanjang tahun
  • Keanekaragaman tinggi
  • Sumber makanan, mineral dan hasil laut tinggi

3. Niche/Relung

Niche/relung adalah suatu proses interaksi organisme terhadap lingkungannya. jadi niche tidak hanya meliputi ruang atau tempat yang di tinggali organisme, tetapi juga peranannya dalam komunitas, dan posisinya pada gradient lingkungan, temperatur, kelembapan, pH, tanah, dan kondisi lain.
Niche tidak tergantung pada organisme itu hidup, tetapi juga pada apa yang dilakukan organisme termasuk mengubah energi, bertingkah laku, bereaksi, mengubah lingkungan fisik maupun biologi dan bagaimana organisme di hambat oleh organisme lain.
Aliran energi pada niche :



Interaksi yang terjadi pada niche :

Netral : kambing dan kucing

Kompetisi : kambing dan kerbau

Predasi : harimau dan hewan kecil

Mutualisme : Kerbau dan beruang

Komensalisme : Anggrek dan tumbuhan

Parasitisme : Hewan dan bekteri

Antibiosa/amensalisme : Alelopaty dari gulma

Faktor pembatas pada niche :

  • Cahaya
  • Suhu
  • Nutrien
  • Lingkungan

4. Siklus Biogeokimia

Siklus Biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. siklus tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik.
Fungsi siklus biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun abiotik, sehingga kelangsungan hidup di bumi dapat terjaga.
siklus-siklus biogeokimia antara lain; siklus air, siklus oksigen, siklus nitrogen, siklus karbon, dan siklus fosfor. Dan yang akan di bahas disini hanya tiga, yaiut siklus nitrogen, siklus karbon, dan siklus fosfor.

Siklus Nitrogen (N2)

Jumlah gas nitrogen (N2) di atmosfer mencapai 80%. bentuk nitrogen di udara dapat berbentuk amonia (NH3), molekul nitrogen (N2), dinitrit oksida (N2O), nitrogen oksida (NO), nitrogen dioksida (NO2), asam nitrit (HNO2), asam nitrat (HNO3), basa amino (R3-N) dan lain-lain. Nitrogen juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat/petir (Elektrisasi). tumbuhan menerima nitrogen dalam tanah dalam bentuk amonia (NO3), ion nitrit (NO2-), dan ion nitrat (NO3-). beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar legum dan akar tumbuhan lain misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. yang bersifat
aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp.(ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen. Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.

Aliran energi pada siklus nitrogen :
Siklus Karbon Dan Oksigen

Siklus karbon merupakan siklus biogeokimia terbesar. karena banyak di gunakan, 45% karbon digunakan untuk pertumbuhan, 45% untuk respirasi dan 10% untuk DOC. Proses timbal balik
fotosintesis dan respirasi seluler bertanggung jawab atas perubahan dan pergerakan utama karbon. Naik turunnya CO2 dan O2 atsmosfer secara musiman disebabkan oleh penurunan aktivitas Fotosintetik. Dalam skala global kembalinya CO2 dan O2 ke atmosfer melalui respirasi hampir menyeimbangkan pengeluarannya melalui fotosintesis.Akan tetapi pembakaran kayu dan bahan bakar fosil menambahkan lebih banyak lagi CO2 ke atmosfir. Sebagai akibatnya jumlah CO2 di atmosfer meningkat. CO2 dan O2 atmosfer juga berpindah masuk ke dalam dan ke luar sistem akuatik, dimana CO2 dan O2 terlibat dalam suatu keseimbangan dinamis dengan bentuk bahan anorganik lainnya. Di atmosfer terdapat kandungan COZ sebanyak 0.03%. Sumber-sumber COZ di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batubara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar C02 di udara. Di ekosistem air, pertukaran C02 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, COz yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah C02 di air.

Aliran energi pada siklus karbon :
Siklus Fosfor

Di alam fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik (tada tumbuhan dan hewan) dan anorganik (pada air dan tanah). Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik, begitu juga dengan batu dan fosil yang terkikis akan menjadi fosfat anorganik, yang kemudian fosfat anorganik itu akan terlarut di air tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen dasar laut. lalu akan di serap lagi oleh komponen organik (hewan dan tumbuhan).

Aliran energi pada fosfor :
5. Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu

Salah satu pengelolaan sumber daya wilayah pesisir dan lautan yaitu dengan cara Integrated Coastal Zone Management adalah Pengelolaan pemanfaatan sumberdaya alam dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di kawasan pesisir dengan cara melakukan penilaian secara menyeluruh (Comprehensive assessment).

Potensi SDA Pesisir dan Laut
  • Terumbu karang menyediakan berbagai barang dan jasa untuk makanan dan mata pencaharian, pariwisata, sumber bahan obat dan kosmetik, habitat Perlindungan dan bertelur
  • Mangrove nursery ground, spawning, dan feeding ground banyak spesiesikan dan udang dan memberikan perlindungan terhadap gelombang
  • Lamun/seagrass nursery ground, daerah pencarian makan bagi mamalia laut
  • Rumput laut/seaweed pangan dan obat-obatan
Pesisir

Pesisir adalah Wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang, dan ke arah laut meliputi daerah papaan benua

Kerusakan Pesisir

  • Estuaria : Laju sedimentasi menyebabkan pendangkalan
  • Mangrove : Luas wilayah mangrove berkurang 70% selama 70 tahun terakhir
  • Konversi menjadi tambak udang
  • Menjadi bahan bakar dan arang (ekspor banyak dilakukan di daerah Riau)
  • penambangan
  • Pembangunan pantai (pemukiman), perkebunan (kelapa sawit) dan pertanian
  • Padang lamun : Kehilangan 30-40% selama 50 tahun terakhir
  • Reklamasi lahan
  • Masuknya limbah yang tidak diolah
  • Pembangunan pelabuhan dan bangunan laut
  • Terumbukarang : Eksploitasi sumberdaya perikanan
  • Pengambilan karang untuk bahan bangunan dan pembuangan limbah
  • Pariwisata dan ledakan populasi biota yang menjadi mangsanya
Lautan dan estuaria


Lautan, merupakan satu kesatuan dari permukaan, kolom air sampai ke dasar dan bawah dasar laut. Di luar batas wilayah teritorial (3 sampai 12 mil) sebagai wilayah laut.
Estuaria adalah teluk di pesisir yang sebagian tertutup, tempat air tawar dan air laut bertemu dan becampur

Ancaman Yang Terjadi Pada Terumbu Karang, Lamun Dan Mangrove


  • Pencemaran minyak dan industri
  • Sedimentasi akibat erosi, penebangan hutan, pengerukan dan penambangan karang
  • Peningkatan suhu permukaan laut
  • Buangan limbah panas dari pembangkit tenaga listrik
  • Pencemaran limbah domestik dan kelimpahan nutrien
  • Penggunaan sianida dan bahan peledak untuk menangkap ikan
  • Perusakan akibat jangkar kapal • Pengerukan dan pengurugan dari aktivitas pembangunan (pemukiman pinggir laut, pelabuhan, industri dan saluran navigasi)
  • Pencemaran limbah industri terutama logam berat dan senyawa organoklorin
  • Pembuangan sampah organik
  • Pencemaran limbah pertanian
  • Pencemaran minyak dan industri
  • Perubahan hutan mangrove menyebabkan gangguan fungsi ekologi mangrove:
  • Konversi hutan mangrove menjadi lahan tambak, pemukiman, pertanian, pelabuhan dan perindustrian
  • Pencemaran limbah domestik dan bahan pencemar lainnya
  • Penebangan ilegal

6. Ekosistem

Ekosistem yaitu suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik/interaksi antara komponen biotik dan abiotikKomponen Biotik : hewan dan tumbuhanKomponen Abiotik : air, udara dan tanah

Komponen ekosistem di klasifikasikan berdasarkan tingkat makan-memakan (trophic level), yaitu:
  • Autotrophic adalah organism yang mampu mensistesis makanannya sendiri yang berupa bahan organic dari bahan-bahan anorganik sederhana dengan bantuan sinar matahari dan zat hijau daun (klorofil)
  • Heterotropic menyusun kembali dan menguraikan bahan-bahan organic kompleks yang telah mati ke dalam senyawa anorganik sederhana Penyusun ekosistem terdiri dari Komponen abiotik (medium), produsen, kosumen, dan pengurai.
Berdasarkan proses terjadinya, ekosistem menjadi dua macam:
  • Ekosistem alam : laut, sungai, hutan alam, danau alam, dan lainnya
  • Ekosistem buatan : sawah, kebun, hutan tanaman, tambak, bendungan (misalnya waduk Jatiluhur).
Ekosistem di bagi menjadi 2 tipe, yaitu:

Ekosistem terestris (daratan)
  • Ekosistem hutan
  • Ekosistem padang rumput
  • Ekosistem gurun
  • Ekosistem anthropogen atau buatan(sawah, kebun, danlainnya)
Ekosistem akuatik (perairan)
  • Ekosistem air tawar, misalnya kolam, danau, sungai, dan lainnya
  • Ekosistem lautan
Faktor penyebab perbedaan Ekosistem
  • Perbedaan kondisi iklim (hutan hujan, hutan musim, hutan savana)
  • Perbedaan letak dari permukaan laut, topografi, dan formasi geologik (zonasi pada pegunungan, lereng pegunungan yang curam, lembah sungai)
  • Perbedaan kondisi tanah dan air tanah (pasir, lempung, basah, kering)
Read More …

Mangrove merupakan huntan pantai yang tumbuh di daerah tropis dan subtropics. Daerah pertumbuh mangrove merupakan suatu ekosistem yang spesifik, hal ini disebabkan oleh adanya proses kehidupan biota (flora dan fauna) yang saling berkaitan, baik yang di daratan maupun di lautan. Maka rantai makanan yang terdapat di mangrove ini tidak terputus.

Keberadaan hutan mangrove di Pesisir Selatan Kabupaten Pamekasan tahun 2005 terdapat di 4 (empat) kecamatan yaitu Kecamatan Tlanakan seluas 6,2 ha, Pademawu seluas 55,2 ha, Galis seluas 8,6 ha dan Larangan seluas 2,5 ha, Dengan total 683,9 ha. Berikut ini merupakan hasil interpretasi citra satelit Landsat untuk Kecamatan Pademawu.

Hutan mangrove di Pesisir Selatan Kabupaten Pamekasan memiliki mata rantai utama dalam jaringan makanan di ekosistem mangrove. Kehidupan dalam air biasanya dimulai dari fitoplankton (planton nabati) sebagai rantai makanan yang terendah. Namun, untuk kawasan hutan mangrove agak berbeda, karena konsentrasi fitoplanton lebih sedikit di bandingkan dengan perairan laut. Hal ini karena fitoplankton telah disubsitusi oleh daun-daun pohon pantai, terutama mangrove.

Daun mangrove yang gugur sebagai serasah daun akan didekomposisi oleh jasad renik yang akan dimakan oleh ikan atau detritus. Zat hara sangat berguna sebagai penyubur tanah dan sebagai makanan mikrofauna di hutan mangrove. Mikrofauna pemakan ditritus akan dimakan oleh ikan-ikan atau fauna yang lebih besar akan dimakan tingkat fauna yang lebih tinggi. Rantai makan tersebut akan terus berputar pada ekosistem hutan mangrove asal tidak ada pemutusan terhadap unsure pada rantai makanan tersebut. Sumber : http://www.environment.gov.au

Produktivitas Hutan Mangrove di Pesisir Selatan Kabupaten Pamekasan

Hutan mangrove merupakan bagian ekosistem persisir, mempunyai produktivitas hayati tinggi. Logo dan Sendaker (1974) menegaskan bahwa produktivitas primer hutan mangrove dapat mencapai 5.000 gr C/m2/th.

Nilai produktivitas ini tergantung kepada toleransi jenis tumbuhan terhadap variasi factor lingkungan di Pesisir Selatan Kabupaten Pamekasan. di kecamatan Pademawu dan Galis karena lahan tersebut sebagian besar sudah berubah menjadi permukiman, kawasan industri garam, tambak, dan sebagian akibat penambangan pasir pada kawasan mangrove yang berhadapan dengan laut dan pembuangan sampah yang tidak dapat terurai antara lain sampah plastic dan juga dari hasil analisa diketahui bahwa tinggi gelombang 0,70 m dan periodenya adalah 4,54 detik karena hal tersebut akan berpengaruh terhadap pertumbuhan mangrove dan perkembangan mangrove, maka bisa di pastikan produktivitas di daerah itu sangatlah berbeda dibandingkan di kecamatan Tlanakan dan Larangan, yang menglami keberhasilan rehabilitasi mangrove di berbagai kawasan selama lebih 5 tahun.

Walaupun produktivitas primer hutan mangrove dapat mencapai 5.000 gr C/m2/th, namun dari total produksi daun tersebut hanya sekitar 5% yang dikomsumsi langsung oleh hewan-hewan terrestrial pemakanya, sedangkan sisanya (95%) masuk ke lingkungan perairan sebagai debris dari serasah atau gugur daun karena itulah hutan mangrove mempunyai kandungan bahan organic yang sangat tinggi. Kondisi ini sering di manfaatkan oleh para petani tambak untuk budidaya perikanan.

Daur materi dan daur energi dalam ekosistem mangrove dapat diawali dari biomassa mangrove. Akumulasi biomassa merupakan total bahan tumbuhan yang dihasilkan di atas dan di bawah permukaan tanah dalam periode waktu tertentu. Umumnya hutan mangrove sangat produktif. Produktifitas itu tergantung pada karbon yang terinkoorporasi dalam proses fotosintesis yang menghasilkan bahan tumbuhan baru. Produsi biomassa pada kurun waktu terntentu sangat sukar diukur dan sangat bervariasi. Produktivitas hutan mangrove dapat sangat kecil jika keadaan lingkungan tidak menguntungkan.

Kontribusi mangrove sebagai sumber karbon dalam rantai makanan tergantung pada jumlah daun dan ranting yang rontok ke lumpur disebut seresah (letter). Seresah yang masuk ke air dapat menjadi makanan bagi beberapa hewan dan serangga, namun ini hanya menghabiskan sumber karbon yang kecil sekali.

Diperkirakan seresah mangrove yang teremdam air mengeluarkan karbon yang dapat tersedia langsung (dimanfaatkan oleh plankton) dan sisanya diuraikan oleh beraneka ragam jamur dan mikroba yang membuat seresah tersebut lebih sesuai untuk hewan yang lebih kecil. Hewan ini selanjutnya di makan oleh hewan yang lebih besar. Dengan demikian, aliran energi dalam ekosistem mangrove dapat berlangusung.

Ketika gugur ke permukaan substrat, daun-daun (serasah) yang banyak mengandung unsure hara tersebut tidak langsung mengalami pelapukan atau pembusukan oleh mikroorganisme, tetapi memerlukan bantuan hewan-hewan yang disebut makrobentos. Makrobentos ini memiliki peranan yang sangat besar dalam penyediaan hara bagi pertumbuhan dan perkembangan pohon-pohon mangrove maupun bagi makrobentos itu sendiri.

Makrobentos berperan sebagai decomposer awal yang bekerja dengan cara mencacah-cacah daun-daun menjadi bagian-bagian kecil, yang kemudian akan dilanjutkan oleh organism yang lebih kecil, yakni miroorganisme (bakteri, fungi, protozoa, dan lainnya). Pada umunnya, keberadaan makrobentos mempercepat proses dekomposisi.

Selanjutnya komponen pengurai di wilayah persisir didominasi oleh jenis bakteri. Bakteri yang di temukan hidup di mangrove terdiri atas bakteri autotrof dan heterotrof. Peranan bakteri di dalam sedimen di wilayah persisir sama dengan bakteri di dalam tanah yaitu sebagai pengurai bahan organic sehingga dapat di manfaatkan kembali. Kepadatan bakteri dalam sedimen persisir berkisar 10-108 ekor per gram sedimen. Tingkat kepadatan bakteri dalam sedimen tergantung pada kandungan bahan organic. Organism pemakan detritus memperoleh energi dengan cara mencerna bakteri, protozoa, dan jasad renik yang berasosiasi dengan detritus.

Selain berperan dalam proses dekomposisi bakteri dalam perairan mangrove berperan juga dalam rantai makanan. Dilaporkan bahwa jenis bakau-bakau yang mulai membusuk mengandunk 3,1% protein, dan setelah 12 bulan kandungan ini meningkat sampai 21%. Dengan demikian, pemakan pratikel seperti zooplankton, beberapa jenis ikan karang, dan udang dapat memperoleh makanan berprotein tinggi.

Sumber :
Soeroyo.1987. Aliran Energi Pada Ekosistem Mangrove. Lipi

Suprakto, Bambang. 2005. Studi Tentang Dinamika Mangrove Mangrove Kawasan Persisir Selatan Kabupaten Pamekasan Provinsi Jawa Timur Dengan Data Penginderaan Jauh. Kampus Institut Teknologi Sepuluh Nopember,. Bogor.

Suparinto, Cahyo. 2007. Pendayagunaan Ekosistem Mangrove. Dahara Prize, Semarang.



Read More …

Akhir-akhir ini sering kita mendengar kata-kata global warming atau pemanasan global, bahkan kata-kata itu sudah tidak asing lagi di semua kalangan. Sebenernya apa sich yang di maksud global warming itu? Global warming adalah proses peningkatan temperatur atau suhu atmosfer, laut dan daratan dari tahun ke tahun yang di sebabkan oleh efek rumah kaca.

Sebelum lebih jauh teman-teman sebelumnya pasti sudah tau kan apa itu efek rumah kaca? Secara kasar, efek rumah kaca adalah energi radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan bumi kita, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan bumi. Dan permuakaan bumi akan menyerap sebagian panas dan sisanya di pantulkan kembali dalam wujud radiasi infra merah gelombang panjang ke luar angkasa, namun sebagian panas terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini.

Efek rumah kaca sebenernya adalah proses alamiah dan merupakan struktur yang tidak dapat di hilangkan, karena jika tidak ada efek rumah kaca, bumi kita akan berada pada suhu -180C sehingga es akan menutupi permukaan bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global dan jika itu terjadi maka es di daerah kutub akan mengalamin pencairan dan akan menenggelamkan sebagian daratan tempat tinggal manusia.
Sebenernya apa sich penyebab dari efek rumah kaca itu? Ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkatnya efek rumah kaca, salah satunya adalah karbondioksida (CO2) dan gas-gas lain di atmosfer [metana (CH4), dinitro oksida (N2O), hidrofluorokarbon (HFC), perfluorokarbon (PFC), sulfur heksafluorida (SF6), dan uap air]. Gas yang paling banyak memberi sumbangan besar bagi gas rumah kaca adalah karbondioksida (CO2), yang sebagian besar di hasilkan oleh pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batu bara) di sector energi dan transport, penggundulan hutan (deforestation) , dan pertanian. Sementara, untuk gas rumah kaca lainnya (HFC, PFC, SF6 ) hanya menyumbang kurang dari 1%.



Bagaimana karbondioaksida (CO2) bisa di katakan sebagai menyebabkan dari efek rumah kaca? Karbon dioksida memiliki sifat memperbolehkan cahaya sinar tampak untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar inframerah. Agar bumi dapat mempertahankan temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang diterima. Energi diperoleh dari matahari sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2 di atmosfer memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat sampai ke permukaan bumi tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh permukaan bumi sebagian besar berada dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak, yang karenanya diserap oleh atmosfer CO2. Sekali molekul-molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak disimpan melainkan dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Maka terjadilah yang di sebut sebagai efek rumah kaca.

Global warming juga di pengaruhi oleh bebagai proses unpan balik yang di hasilkannya. Sebagai contoh pada kasus bertambahnya pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2. Pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyak air yang menguap ke atmosfer, dan hal tersebut akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang di hasilkan lebih besar di bandingkan gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat). Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif. Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.

Berikut adalah berbagai dampak yang akan terjadi akibat global warming, yaitu :
- Iklim mulai tidak stabil
- Peningkatan permukan air laut
- Suhu bumi meningkat
- Ganguan Ekologis
- Dampak Sosiall dan politik

Usaha- usah yang dapat di lakukan untuk mengurangi dari efek global warning itu sendiri, yaitu dengan cara meningkatkan pemanfaatan sumberdaya tak terbaharukan (air dan sinar matahari). Dengan demikian akan mengurangi kebutuhan energi BBM dan listrik PLN. Penggunaan energi tak terbaharukan itu dapat mengurangi anggaran belanja subsidi pemerintah dan bersifat bersih (tidak mencemarkan).
• Penggunaan teknologi yang tidak merusak ozon, sesuai dengan protokol Kyoto.
• Menggunakan predator alami untuk membasmi hama tanaman.
• Pemberdayaan taman kota
• Dalam rumah tangga dibiasakan melakukan penghematan energi. Dan mengurangi sampah.
• Memperbaikin kualitas alat transfortasi
• Membiasakan bersepeda.

Semoga Bermanfaat......^^
Read More …